Rabu, 30 November 2011

COVER


UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
PADA MATERI STATISTIK

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IX SMP Islam Al-Barokah Kertawana – Kuningan)



SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika






Oleh :

ANDI RUSWANDI
NIM. 06450778





KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011

ABSTRAKSI


ABSTRAK
ANDI RUSWANDI              :“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Materi Statistik  di SMP Islam Al-Barokah
Proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini kurang inovatif dan cenderung monoton, hal ini dapat diketahui dari metode yang digunakan hanya berkisar ceramah, padahal mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang seharusnya diajarkan secara lebih aktif seperti dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, tetapi juga menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi, membiasakan belajar kelompok, menumbuhkan rasa percaya diri dan senang mempelajari matematika sehingga diharapkan setiap siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran kooperatif tipe STAD di SMP Islam Al-Barokah, seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran Statistik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan mengetahui bagaimana respon siswa terhadap model pembelajaran STAD dalam pembelajaran Statistik.
Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa akan memperoleh pengalaman sendiri lebih nyata, sehingga akan lebih memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu penggunaan model pembelajaran tipe STAD ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis observasi, analisis tes yang dilakukan setiap siklus, serta analisis angket dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Islam Al-Barokah yang berjumlah 22 siswa.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa secara signifikan dari siklus ke siklus dengan rata-rata siklus I sebesar 43,00, pada siklus II meningkat menjadi 49,68, pada siklus III meningkat menjadi 52,41. (b) Perkembangan kemajuan individu siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus ke siklus. Siswa yang berkualitas “Cukup mengalami penurunan pada Siklus I sebesar 31,82%, menurun pada siklus II menjadi 18,18%, menurun pada siklus III menjadi 0%. Siswa berkualitas “Baik mengalami peningkatan, pada Siklus I sebesar 54,54%, meningkat  pada siklus II menjadi 59,09%, meningkat pada siklus III menjadi 31,82%. Siswa berkualitas “Sangat Baikmengalami peningkatan, pada siklus I sebesar 13,63%, meningkat pada siklus II menjadi 22,73%, meningkat pada siklus III menjadi 68,18%. Dengan hasil rata-rata tes evaluasi mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus ke siklus, pada siklus I sebesar 54,55, meningkat pada siklus II menjadi 62,05, meningkat pada siklus III menjadi 71,59. (c) Adanya respon positif/baik siswa terhadap metode pembelajaran kelompok tipe STAD yang diterapkan.

MY PHOTO

BAB V


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.       Kesimpulan
a.         Secara keseluruhan proses pembelajaran kelompok yang dilaksanakan sangat membantu siswa dalam mempelajari materi matematika karena siswa termotivasi memberikan nilai yang terbaik untuk diri sendiri maupun untuk timnya. Dengan pembelajaran kelompok tipe STAD ini siswa lebih senang, percaya diri dalam mempelajari matematika, menumbuhkan rasa peduli terhadap teman yang belum mengerti materi yang sedang dipelajari, menumbuhkan tanggungjawab individu dan melatih kerjasama tim agar menjadi tim yang terbaik. Dari hasil observasi sikap siswa bahwa penerapan pembelajaran kelompok tipe STAD dari siklus ke siklus mengalami peningkatan aktivitas belajar yang baik terhadap pembelajaran, dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dikemukakan bawha ada peningkatan yang signifikan aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus. Pada Siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 43,00, pada Siklus II meningkat menjadi 49,68, kemudian pada Siklus III meningkat menjadi 52,41.
Hasil uji Wilcoxon Match Pair Test pada Hipotesis I bahwa berdasarkan tabel uji Wilcoxon Match Pair Test untuk  n = 22 dengan taraf kesalahan 5 % maka  T tabel = 66. Oleh karena jumlah jenjang yang kecil 0 lebih kecil dari 66, maka Ho di tolak dan H1 diterima.
Pada Hipotesis II bahwa berdasarkan tabel uji Wilcoxon Match Pair Test untuk  n = 22 dengan taraf kesalahan 5 % maka  T tabel = 66. Oleh karena jumlah jenjang yang kecil 13 lebih kecil dari 66, maka Ho di tolak dan H1 diterima.
Sehingga dari Hipotesis I dan II dapat di simpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa yang signifikan dari siklus ke siklus

b.         Berdasarkan tindakan pembelajaran, hasil tes formatif menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus di lihat dari kualitas kemajuan siswa. Hal ini berdampak pada perkembangan kemajuan individu siswa, bahwa :
siswa yang berkemampuan “Cukup” mengalami penurunan yang sangat baik dari siklus ke siklus, terlihat bahwa pada siklus I sebesar 31,82%, menurun pada siklus II menjadi 18,18%, dan pada siklus III menurun menjadi 0%, ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kemajuan dalam belajar.
Siswa yang berkemampuan “Baik” mengalami peningkatan yang sangat baik dari siklus ke siklus, terlihat bahwa pada siklus I sebesar 54,54%, meningkat pada siklus II menjadi 59,09%, dan pada siklus III meningkat menjadi 68,18%, ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kemajuan yang baik dalam belajar.
Siswa yang berkemampuan “Sangat Baik” mengalami peningkatan yang sangat baik dari siklus ke siklus, terlihat bahwa pada siklus I sebesar 13,63%, meningkat pada siklus II menjadi 22,73%, dan pada siklus III meningkat menjadi 31,82%, ini menunjukkan bahwa siswa berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar sehingga hasil pun belajar meningkat.
Berdasarkan hasil uji signifikasi dengan uji Wilcoxon Match Pair Test pada Hipotesis I bahwa berdasarkan tabel uji Wilcoxon Match Pair Test untuk  n = 22 dengan taraf kesalahan 5 % maka  T tabel = 66. Oleh karena jumlah jenjang yang kecil 26 lebih kecil dari 66, maka Ho di tolak dan H1 diterima.
Pada Hipotesis II bahwa berdasarkan tabel uji Wilcoxon Match Pair Test untuk  n = 22 dengan taraf kesalahan 5 % maka  T tabel = 66. Oleh karena jumlah jenjang yang kecil 0 lebih kecil dari 66, Ho di tolak dan H1 diterima.
Sehingga dari Hipotesis I dan II dapat di simpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar siswa yang signifikan dari siklus ke siklus

c.       Sikap dan pendapat siswa terhadap pembelajaran matematika model STAD ternyata dapat menimbulkan rasa senang, ketertarikan, dan tidak bosan serta lebih termotivasi dan lebih percaya diri dalam mempelajari matematika. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa yang menyatakan “Ya” untuk pernyataan positif yaitu sebanyak 75,57 %, “Kadang-kadang” sebanyak 16,86 %, dan “Tidak” sebanyak 7,57 % artinya secara umum siswa menganggap model pembelajaran kelompok tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika, bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran, rasa senang, rasa membantu, dan mempermudah dalam belajar matematika. Untuk pernyataan negatif, siswa menyatakan “Ya” sebanyak 18,33 %, menyatakan “Kadang-kadang” sebanyak 23 %, dan menyatakan “Tidak” sebanyak 58,67 % artinya sebagian siswa menyatakan tidak dengan model pembelajaran kelompok tipe Student Teams Achievement Division (STAD), sangat membosankan, siswa tidak senang dengan cara guru mengajar di kelas. Hal ini terjadi karena pada pembelajaran sebelumnya siswa terbiasa dengan pembelajaran konvensional/klasikal (ceramah).

5.2.       Saran
Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini diajukan beberapa saran sebagai berikut :
a.         Guru diharapkan dapat mengembangkan dan pendekatan pembelajaran yang bervariasi disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan diberikan, dan guru harus merencanakan pembelajaran seefektif mungkin dan dengan persiapan yang optimal, serta menjadi fasilitator dan motivator yang baik ketika pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
b.         Guru harus berusaha bagaimana siswa belajar matematika tanpa tekanan, belajar aktif, penuh rasa gembira dan senang (Learning by Fun)